Jumat, 02 November 2012

Air Mata Merindu


menyita waktu untuk banyak berfikir tentangmu. kau selalu sangat diam. dan aku tak pernah benar-benar mengerti apa inginmu. disatu sisi kau sangat mengistimewakanku (perasaanku saja) dan disisi lain kau justru meremehkanku (perasaanku juga). bukankah sudah jelas kau mengerti bagaimana perasaanku...!? lalu kenapa kau tak pernah ingin menemuiku? atau sekadar menanyakan kabarku saja.

jangan biarkan aku terlalu lelah bertahan. karena aku tak pernah tahu benar, sampai kapan aku akan bertahan. yang ku tahu, aku mencintaimu saat ini. entah esok, entah nanti. tapi, apa kau justeru tak pernah sedikitpun peduli? aku ada ataupun tidak?

memang seharusnya aku yang mampu membuka mataku. selama ini siapa yang begitu berharap. aku ataukah kamu? ya, jelas saja aku yang begitu mengharapkanmu. ketika logikaku ingin mengusirmu, hati menolak tak henti. ingin mempertahankan namun lelah. sungguh sesak dan sakit menahan perasaan ini. aku yang terlalu banyak berharap tentangmu, sedangkan kau dengan ringan mengatakan,
 "cobalah membuka hati untuk orang lain".
tahukah kamu..! serasa aku ingin menamparmu, semudah itu kau berkata. kalau saja aku mampu mengabaikan perasaanku terhadapmu, aku tak akan selama ini bertahan. memang kau tak pernah memintaku untuk mencintaimu, begitu juga aku, aku tak pernah meminta atau menyuruh diriku sendiri untuk mencintaimu. tapi hati ini egois untuk memilihmu.

aku lelah. aku ingin kamu. meski kau tak pernah selalu tahu inginku. kau tak pernah selalu tahu mauku. dan kau tak pernah ingin tahu. aku tahu, kau pun menolak untuk mengakui bahwa pada kenyataannya kau pun memang mencintaiku. kau egois memboohongi dirimu dan aku. munafik kau dengan perasaanmu sendiri.

datanglah temui aku. sekali saja. aku merindukanmu. aku hanya ingin sekadar kau mendengar cerita hatiku. itu saja.

Sabtu, 13 Oktober 2012

SECRET ADMIRE


Matahari siang ini sepertinya tak akan berhenti melototi makhluk-makhluk bumi keseleruhan. Tentu saja tak sedikit dari mereka mengeluhkan keganasan sang surya yang tak memberikan dispensasi sedikit saja. Bahkan sekadar untuk mereka yang berjalan menunduk sambil mengerutkan dahi menahan sengatannya. Kepulan awan ajaib pun sepertinya tak melirik kasian sedikitpun pada mereka. Setiap jiwa yang kutemui, jangankan bertegur sapa, menoleh dan melirik saja sepertinya enggan. Satu yang pasti ia pikirkan, yaitu cepat sampai tujuan dan bisa berteduh, atau setidaknya menepi pada altar-altar tinggi untuk menutupi tubuhnya. Seperti aku, saat semua orang sibuk sendiri dengan kepanasannya. Aku menyibukkan diri berteduh pada satu halte didepan sekolahku, sambil sesekali menoleh ke kanan menandai mobil yang akan membawaku sampai depan rumah.
Pukul 14.30 WIB. Saat matahari serasa membakar ubun-ubun, hati, pikiran dan seluruh tubuhku, aku menggerutu sambil memonyongkan bibirku karena satu jam lebih tak kudapati bus yang akan menjemputku pulang. Satu per satu teman dekatku menaiki bus jemputan masing-masing, dan tinggal aku sendiri dihalte bersama satu dua calon penumpang bus yang senasib denganku. Tiga puluh menit kemudian saat aku nyaris mengakhiri kesabaranku, bus biru cokelat itu menghampiriku. Aku menaikinya dengan perasaan kesal dan lega ketika satu penumpang mempersilahkan aku duduk dan menggeser tubuhnya memberikan space untukku. Seraya hatiku berdesir menyesakkan dada ketika ku tahu dia adalah alfa, seseorang yang setiap malam mempertanyakan aku setiap kali ku mengirim sms ke inbox-nya.
“maaf ini nomor siapa ya? Dikontakku gak ada”
Balasnya kesekian kalinya setiap aku sms dia. Lalu aku hanya bisa terdiam menatap layar ponselku. Mengetik namaku, ku hapus lagi, ku ketik lagi, lalu ku hapus kemudian, sesekali ku simpan di draft ponsel. Aku masih belum punya besar nyali untuk sekadar memberitahukan namaku.
Sepanjang perjalananku pulang, kami hanya saling diam. hemm,,, ya jelaslah kami kan tidak saling kenal. Tapi aku senang bisa duduk berdampingan dengannya meskipun tak ada kata. Sialnya aku turun lebih dulu dari dia. Jadi aku tak tahu dimana dia turun. Dan sialnya, itu sekali-kalinya aku pulang bareng dengannya. Sejak saat itu, aku tak pernah lagi mendapatinya satu bis denganku. Huftt,,,
Sesampainya dirumah, seusai membersihkan badan dan beristirahat dikamarku, aku memungut ponselku dari tas. Ku buka inbox dan ku baca sms-sms darinya, yang semua isinya hanya menanyakan siapa aku. Aku tersenyum-senyum sendiri membacanya. Haha, aneh sekali. Lalu ku cari-cari salah satu sms dari temanku.
“Mungkin bagi dunia kamu hanyalah seseorang, tapi bagi seseorang, mungkin kamu adalah dunianya”
Langsung aku send ke alfa. Lima belas menit kemudian, balasan yang sama seperti yang lalu. Entah... aku cukup merasa asik saja dengan ini semua. Ia yang tak bosan-bosan menanyakan siapa aku. Dan aku yang kuat menyembunyikan semuanya. Dan tak ada satu temankupun yang tahu tentang skandal ini. karena aku merahasiakannya dari teman-temanku, bahkan teman dekatku. Kalau aku sesekali berpapasan dengannya dikantin sekolah, aku tak pernah menunjukkan kehebohanku atas berontak senang hatiku. aku hanya terdiam dan selalu berpura-pura seolah tak ada apa-apa.
Suatu hari, saat semua kejadian ini berlangsung dua tahun. Aku kelas XI dan dia kelas XII. Aku nyaris terhipnotis keheranan dengan balasan sms dia.
“Semoga Tuhan memudahkan dan membuka pintu pertolongan untukmu saat ini, esok dan nanti”
Lalu dia membalas.
“Terimakasih divya, hari ini aku ujian, mohon doanya, doa senada untukmu”
Aku sontak terkaget ketika mendapati smsnya menyertakan namaku. Setelah itu, semua berubah hampir 360 derajat. Karena setiap kali aku mendapatinya disebuah sudut ruangan, jalan, atau persimpangan, sedetik kemudian aku langsung melenyapkan diri dari kemungkinan berhadapan dengannya. Kepengecutanku ini berlangsung selama berminggu-minggu sampai saat ku tahu, ternyata setengah taun terakhir ini dia sudah tahu segalanya. Tahu aku divya, tahusiapa aku dan pastinya tahu aku yang rajin inbox-in dia tiap malam pukul 20.00 WIB. Tapi dia tak menegurku dan tetap berpura-pura tidak tahu selama setengah tahun terakhir ini. Entah dari mana dia tahu itu nomorku. Dan ternyata diam-diam dia menanyakan hal itu kepada teman-teman dekatku, jelas saat itu justru malah temanku yang bertanya balik dan akhirnya alfalah yang bercerita semuanya. Pantas saja, setengah tahun terakhir ini aku menangkap gerak-gerik tengil teman-temanku. Justru malah kadang mereka yang tersenyum-senyum sendiri melihat adegan yang membuat mukaku seperti kepiting rebus saat bertemu dengan alfa.
Besoknya, aku sudah terlanjur malu. Aku tak pernah lagi mengirimi alfa sms. Walaupun akhirnya ternyata ku tahu, alfa menyukaiku. Aku sudah terlanjur malu. Aku sudahi saja.

Rabu, 22 Februari 2012

inikah ku rasakan valentine...? *Draft sejak 2012 No edit


Gerimis manis pada langit yang terang ini. Aneh memang terasa. Awan kelabu yang tak terlihat tebal. Hanya sekilas menggelap lalu menghilang. Seolah –olah sedang bersaing dengan matahari yang tak mau kalah menerangi jagad rasa ini. Semakin lama dan semakin deras siraman air dari angkasa sana. Entah dari mana ku temukan sumbernya, tapi yang pasti inilah hukum alam. Sayangnya aku bukan pengamat dalam gejala-gejala alam.



Dan kini,,,langit biru seolah tak ingin melewatkan kisahku. Berapa menit hujan deras yang mengguyur seantero desaku ini ternyata harus mengalah karena langit menantang untung menemaniku di sepertiga siang ini. Ah memang indah sore ini. Meski pelangi tak menyempurnakan keindahan senja soreku yang sesekali bertiup angin kesejukan menusuk lembut dalam hati. Meniupkan keramahan pada rongga-rongga kehidupan.



Febuari,,, bulan kasih sayang,,,

Ah,,liburanku memang selalu indah, menyenangkan dan benar – benar membuat semangatku kembali pulih. Sekedar bertemu orang – orang yang merindukanku dan pastinya yang sangat aku rindukan saja bisa membuat senyumku kembali merekah. Keyika pertama kali ku injakkan bumi perkampunganku saja aku sudah merasakan hawa – hawa ketenangan yang menerobos melalui pori-pori kulitku hingga merasuk kedalam hati dan pikiranku. Aku tersenyum. Tak sabar rasanya menghabiskan waktu liburanku yang teramat panjang ini. Sudah ku susun rencana atas liburanku kali ini. Mulai dari mengamati keadaan di sekelilingku sekiranya ada yang berubah. Lalu aku bisa menikmati sajian-sajian khas yang membuat lidahku rindu rasanya. Juga sesekali mengunjungi pasar. Hihi,,, kenangan waktu itu membuatku tawa kecilku terlepas. Ah sore ini aku ingin sekedar bersantai dan menenangkan diri ditaman-taman kota.



Aku ambil kunci motorku dan kawasaki hijau mudaku siap mengantarku ke taman itu. Yaaa,,, “bambu runcing”, taman yang paling dekat dengan lokasiku. Tak usah pakai helm,udah sore ini. Razia juga sepertinya tak ada. Sepuluh menit menyusuri jalan raya yang tak begitu padat kendaraan akhirnya sampai di “bambu runcing”. Aku parkirkan motorku disebelah saung. Satu tempat yang ingin ku tuju, ayunan,,, ayunan ketenangan aku bilang. Karena lebih mirip dengan kursi goyang milik nenekku tapi ini hanya beda redaksi saja. Aku duduk bersantai sambil jemariku menyibukkan diri dengan tuts-tuts di keyboard lappy mungilku. Imajiku berlayar jauh hingga terkadang tak ku sadar dimana khayalanku menuju. Bahkan bisa sampai membuatku tak menyadari keramaian disekelilingku.



“divya,sendirian aja lagi ngapain,,,?”



Lantunan yang tak asing ku dengar. Sepertinya aku mengenalnya. Tapi prasangka ku rasanya tak mungkin. Aku dongakkan pandanganku ke arah suara lembut itu. Ah si dia,benar itu dia. Bagaimana aku harus mengespresikan diriku,,,!! Jantung seolah bersaing dengan bunyi drum yang membuat nafasku sempat sesak seperti tercekik. Keringat dingin yang tiba-tiba menyelimutiku. Airmata yang seolah ingin ikut mengintip keanehan ini. Bibir yang tiba-tiba terkunci. Dan sekeliling yang serasa mematung ikut menyaksikan sandiwara pertemuan ini. Hanya senyum sejajar tanpa ekspresi yang ku balaskan. Sungguh aku tak mampu berkata-kata dihadapannya. Untung aku bisa menguasai diri dan tak begitu kelihatan salah tingkah. Dia duduk di ayunan persis dihadapanku. Tapi aku tetap tak berani memandangnya. Karena aku tahu, tatapannya bisa membunuhku sejenak.



Munafik,,ya sangat munafik jika aku bilang aku tak bahagia dengan kehadirannya. Tapi bagaimana aku harus bersikap? Dia terus melempariku dengan seribu pertanyaan basa basi. Aku masih tetap sok sibuk memainkan kata demi kata di keybordku. Sesekali aku aku jawab singkat-singkat saja dan tersenyum sekenanya. Bukan karena aku sombong, tapi karena kebiasaan bawelku tiba-tiba mati setiap berhadapan dengannya. Bibirku kelu dan seperti dijahit berlipat-lipat kali. Yang pasti aku nervouse. Terkadang aku kecolongan malu dengan statementnya.



“udahlah gak usah pura-pura sibuk ngetik, aku tau kamu lagi gak fokus”



Memang iya dalam hatiku,tapi aku hanya tersenyum saja. Sesekali dia curi-curi tengok ke monitorku tapi aku selalu lebih sigap memeluk lappi mungilku biar si dia tak bisa merebutnya. Padahal semua yang aku tulis itu hanya nasehat-nasehat yang dia katakan padaku.

“gak usah takut ngadepin masa depan, takut gak takut pasti akan datang,jadi mending gak usah takut”

“sesulit apapun masalah yang dihadapi, selalu ingat, ALLAH tidak akan membebankan hambanya melebihi kemampuannya”

“ jangan sampai membuatmu berhenti melangkah hanya karena masalah sepele”



Ah hanya nasehat ringan sebenarnya. Dan Dia memang selalu tau bahasa diamku. Memang kami jarang bertemu. Itu karena jarak masing-masing tempat tinggal yang tidak memungkinkan untuk bertemu setiap waktu. Tapi Wajar,, semalam aku baru saja sms-an dengannya. Banyak yang aku ceritakan dan aku sharingkan dengannya. Memang aku sering sms-an dengannya. Yaaaaa,,hampir sering. Sudahlah terlalu indah kalau aku harus mengagungkan sosok dia. Dan sepertinya aku tak perlu mengumbar kata – kata pengakuan tentang kekagumanku terhadapmu. Karena setiap yang terikat dalam dirimu itu hanya milik yang MAHA KUASA.



“Hmm,,, adzan maghrib,aku pulang ya,,” sapaku lirih hampir tak terdengar



Kamu masih menemaniku. Banyak bercerita tentang kerinduanmu pada alam ini. Banyak yang kamu share-kan juga. Ingin rasanya masih berlama-lama denganmu. Tapiaku tak mau terlalu lama pula membiarkan sikap diamku.



“hati-hati divya,satu lagi yang perlu kamu tau,,, AKU PEDULI TERHADAPMU”



Senyum mengembang dibibirnya. Entah apa yang ku ekspresikan balas untuknya pada waktu itu. Yang ku ingat jelas, dia meraih tangan kananku,,lalu menggenggamkan sebungkus chunkybar untukku dan membiarkanku berlalu. Ku nyalakan motorku dan aku segera bergegas pulang.gerimis disore ini kiranya mengintip lagi,memang rintik tak terlalu deras mengiri senyumku sepanjang perjalanan pulang. Oh Tuhan,,, apa aku harus merayakan ini sebagai hari valentine untuk bulan kasih sayang ini,,?!?! Besok valentine’s day,,, ah ini hanya kebetulan saja. Aku tau,,, J. terimakasih alfa,,,

Senin, 23 Januari 2012

KAU YANG TERKASIH

Kekagumanku atas dirimu,,,
Melebihi pujian angin terhadap kedamaiannya,,
Melebihi matahari terhadap sinarnya,,,
Melebihi pelangi terhadap keindahannya,,,
Melebihi pagi hari terhadap embunnya,,,
Bahkan melebihi jantung yang berdetak,,,
Damainya andai Kau mengisi jiwaku,,
Terangnya andai Kau sinari hatiku,,
Indahnya andai Kau melukiskan bahagiaku,,
Sungguh berartinya andai kau tuntun aku,,
Membuka hidupku di awal senja itu,,
Tak mungkin aku mampu tanpamu,,,
Tak mungkin aku berdaya jauh darimu,,
Tak mungkin aku sanggup kehilanganmu,,,
Selalu iringi aku dalam setiap nafasku,,,
Selalu sertai aku dalam setiap langkahku,,,
Selalu tunjukkanku dalam keterasinganku,,,
Selalu lindungi aku dari ketidakpantasan dihadapmu,,,
Kau yang Terkasih,,,
Sang Pemilik Jiwa dan Ragaku,,,

Kamis, 12 Januari 2012

الحياة الطيبة

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين ، والصلاة والسلام على سيدنا محمد الصادق الوعد الأمين اللهم أخرجنا من ظلمات الجهل والوهم إلى أنوار المعرفة والعلم ، ومن وحول الشهوات إلى جنات القربات.
أخوتي المشاهدين، أعزائي المؤمنين، السلام عليكم ورحمة الله وبركاته ،، لازلنا في قوانين القرآن الكريم،، وقانون القرآن الكريم اليوم ” الحياة الطيبة”.
من منا لا يتمنى الحياة الطيبة ؟  من منا لا يتمنى أن يعيش سليماً معافىً سعيداً ؟
ذلك لأن كل إنسان قد فُطر على حبّ وجوده ، وعلى حبّ سلامة وجوده ، وعلى حبّ كمال وجوده ، وعلى حبّ استمرار وجوده ، هذا شأن أي إنسان على وجه الأرض ولكن من أين يأتي الشقاء ؟ يأتي الشقاء من الجهل ، فالجهل أعدى أعداء الإنسان ، والجاهل يفعل في نفسه ما لا يستطيع عدوه أن يفعله به . لذلك إذا أردت الدنيا فعليك بالعلم ، وإذا أردت الآخرة فعليك بالعلم ، وإذا أردتهما معاً فعليك بالعلم، إلا أن العلم لا يعطيك بعضه إلا إذا أعطيته كلك ، فإذا أعطيته بعضك لم يعطك شيئاً ، بل يظل المرء عالماً ما طلب العلم ، فإذا ظنّ أنه قد علم فقد جهل.
إذاً الحياة الطيبة تتوق لها كل النفوس ، الحياة الطيبة يسعى إليها كل إنسان ، الحياة الطيبة هي محط الرحال عند كل البشر ، ولكن هل لها قانون ؟ هل لها معادلة ثابتة ؟ هل ينطوي القرآن على قانون للحياة الطيبة ؟ الحقيقة أن الله سبحانه وتعالى حينما يقول :
بسم الله الرحمن الرحيم
 ”مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً "
 ندقق في الآية : " مَنْ عَمِلَ صَالِحاً"
 من كان عمله صالحاً ، معنى عمله صالحاً أي مطبقاً لمنهج الله أولاً ، ويقدم من علمه وماله وجاهه الشيء الكثير لبني البشر ، لأن الخلق كلهم عيال الله ، وأحبهم إلى الله أنفعهم لعياله ، لكن لن يستطيع الإنسان أن يقدم هذه الخدمات وأن ينضبط هذا الانضباط ، إلا إذا آمن بالله ، إلا إذا آمن بالذي خلق السماوات ، إلا إذا عرف سرّ وجوده وغاية وجدوده ، فالإيمان بالله أولاً ، والعمل الصالح ثانياً ، هما سببان رئيسان للحياة الطيبة نعيد الآية مرة ثانية :
” مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً"
أيها الأخوة ، الإنسان إذا تفكر في خلق السماوات والأرض ، وهذا القرآن الصامت ، أو إذا تدبر القرآن الكريم وهو الكون الناطق ، أو تأمل في سنة سيد المرسلين وهو القرآن الذي يمشي ، إذا تأمل في خلق السماوات والأرض ، وتدبر آيات القرآن الكريم ، وحاول أن يفهم سنة سيد المرسلين نستنبط حقائق كبرى ، ما الكون ؟ الكون مسخر بكل ما في فيه للإنسان بدليل قوله تعالى :
بسم الله الرحمن الرحيم
" وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعاً مِنْهُ ”
ثم هو يعرف الحياة الدنيا ، وقد سماها الله دنيا لأنها تمهيد لحياة عليا ، التي فيها ما لا عين رأتْ ولا أذن سمعتْ ، ولا خطَر على قلبِ بَشَرْ. ويعرف حقيقة الإنسان ، هو المخلوق الأول من بين جميع المخلوقات لأنه قبل حمل الأمانة ، وهو المخلوق المكرم ، لأنه قبل حمل الأمانة ، ولأنه المخلوق المكلف بعبادة الله عز وجل ، كلفه الله أن يعبده ، والعبادة طاعة طوعية ممزوجة بمحبة قلبية أساسها معرفة قلبية تفضي إلى سعادة أبدية. والإنسان أيها الأخوة ، ينبغي أن يعلم حقيقة الحياة الدنيا لأنها دار ممر وليست مقراً ، منزل ترح لا منزل فرح ، من عرفها لم يفرح لرخاء ، لأنه مؤقت ، ولم يحزن لشقاء لأنه مؤقت ، قد جعلها الله دار بلوى ، وجعل الآخرة دار عقبى ، فجعل بلاء الدنيا لعطاء الآخرة سبباً ، وجعل عطاء الآخرة من بلوى الدنيا عوضاً ، فيأخذ ليعطي ، ويبتلي ليجزي ، عرف حقيقة الكون ، وعرف حقيقة الحياة الدنيا ، وعرف حقيقة الإنسان الذي خلقه الله لجنة عرضها السماوات والأرض ، يدفع ثمنها في الدنيا. أيها الأخوة الأحباب ، من عرف حقيقة الكون ، والحياة ، والإنسان ، وحقيقة المنهج الذي أنزله الله لهذا الإنسان ، وحقيقة ماذا بعد الموت ، وحقيقة الذي يسعده والذي لا يسعده ، عندئذٍ يكون قد مشى في طريق الحياة الطيبة. أيها الأخوة ، كي أوضح هذا الموضوع النظري. لو شخص سافر إلى بلد ، سافر إلى فرنسا ، ونام في أحد الفنادق ، واستيقظ في صبيحة اليوم الأول ، وسأل،،،! إلى أين أذهب ؟ نحن نعجب من هذا السؤال، نسأله نحن لماذا جئت إلى هنا ؟ إن جئت تاجراً اذهب إلى المعمل والمؤسسات ، وإن جئت سائحاً اذهب إلى المقاصف والمتنزهات ، وإن جئت طالب علم اذهب إلى الجامعات، متى تصح الحركة ؟ حينما تعرف الهدف ، فأنت أيها الإنسان تعرف أن الله خلقك لجنة عرضها السماوات والأرض ، وجاء بك إلى الدنيا كي تعرفه في الدنيا ، وتعرف منهجه ، وتحمل نفسك على طاعته ، وكي تتقرب إليه بالعمل الصالح عندئذٍ تصح حركتك في الحياة الدنيا وحينما تأتي حركتك مطابقة لمنهجك ، حينما تأتي حركتك في الحياة مطابقة لسرّ وجودك ، ولهذا المنهج الذي وضع لك عندئذٍ تسعد ، فالإنسان يسلم ويسعد إذا عرف سرّ وجوده ، وغاية وجوده ، ثم عرف أبرز شيء في الحياة الدنيا ، وهو العمل الصالح.
الحياة الطيبة أن تتصل بالله ، وأن تطيعه ، وأن تسعى لمرضاته ، عندئذٍ يتفضل الله عليك أيها المؤمن بسعادة سمّها السكينة ، سمّها الراحة ، سمّها الرضا ، هذه كلها من صفات الحياة الطيبة التي وعد الله بها المؤمنين. على كلٍ لو أردنا أن ندخل في بعض التفاصيل ، الحياة الطيبة سرور ، طمأنينة ، تفاؤل ، ثقة بالله ، راحة نفسية ، إحساس بالأمن ، النظرة الثاقبة ، القرار السليم ، الموقف الحكيم ، السمعة الطيبة ، الراحة النفسية ، الراحة الأسرية ، هذه كلها حياة طيبة مع شيء لا يعرفه إلا من ذاقه وهو الاتصال بالله عز وجل:

بسم الله الرحمن الرحيم
فلو شاهدت عيناك من حسننا الذي  رأوه لما وليت عنا لـــغيرنا. و لـو سمعت أذناك حسن خطابنا خلعت عنك ثياب العجب و جئتنا. ولــو ذقت من طعم المحبة ذرة  عذرت الذي أضحى قتيلاً بحبنا
 الحياة الطيبة أن تتصل بأصل الجمال وهو الله جلّ جلاله ، وبأصل الكمال وهو الله جلّ جلاله ، وبأصل النوال وهو الله جلّ جلاله ، أنت مع الأصل ، أنت مع المنعم لا مع النعمة ، العالم الغربي مع النعمة ، والمؤمن مع المنعم ، حراكة النعمة إلى المنعم ، ووصل إلى أصل السعادة ، وإلى أصل العطاء ، وإلى أصل الجمال ، وإلى أصل الكمال ، لذلك قال تعالى :
بسم الله الرحمن الرحيم
"مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً "
الحياة الطيبة ذاقها من عرفها ، ومن عرفها ذاقها ، والإنسان حينما لا يصل إلى الحياة الطيبة ضيّع عمره سدى ، وقد وصف الله هؤلاء الذين شردوا عنه فقال :
بسم الله الرحمن الرحيم
"يَعْلَمُونَ ظَاهِراً مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ"
ويقول بعض العارفين بالله : ماذا يفعل أعدائي بي ؟ بستاني في صدري ، إن حبسوني فحبسي خلوة ، إن أبعدوني فإبعادي سياحة ، إني قتلوني فقتلي شهادة ، وفي الدنيا جنة من لم يدخلها لم يدخل جنة الآخرة ، إنها الحياة الطيبة ، وثمنها أن تكون مؤمناً ، وأن يكون عملك صالحاً ، بِشِقّي صالح العمل الاستقامة والبذل والتضحية .