menyita waktu untuk banyak berfikir tentangmu. kau selalu sangat diam. dan aku tak pernah benar-benar mengerti apa inginmu. disatu sisi kau sangat mengistimewakanku (perasaanku saja) dan disisi lain kau justru meremehkanku (perasaanku juga). bukankah sudah jelas kau mengerti bagaimana perasaanku...!? lalu kenapa kau tak pernah ingin menemuiku? atau sekadar menanyakan kabarku saja.
jangan biarkan aku terlalu lelah bertahan. karena aku tak pernah tahu benar, sampai kapan aku akan bertahan. yang ku tahu, aku mencintaimu saat ini. entah esok, entah nanti. tapi, apa kau justeru tak pernah sedikitpun peduli? aku ada ataupun tidak?
memang seharusnya aku yang mampu membuka mataku. selama ini siapa yang begitu berharap. aku ataukah kamu? ya, jelas saja aku yang begitu mengharapkanmu. ketika logikaku ingin mengusirmu, hati menolak tak henti. ingin mempertahankan namun lelah. sungguh sesak dan sakit menahan perasaan ini. aku yang terlalu banyak berharap tentangmu, sedangkan kau dengan ringan mengatakan,
"cobalah membuka hati untuk orang lain".
tahukah kamu..! serasa aku ingin menamparmu, semudah itu kau berkata. kalau saja aku mampu mengabaikan perasaanku terhadapmu, aku tak akan selama ini bertahan. memang kau tak pernah memintaku untuk mencintaimu, begitu juga aku, aku tak pernah meminta atau menyuruh diriku sendiri untuk mencintaimu. tapi hati ini egois untuk memilihmu.
aku lelah. aku ingin kamu. meski kau tak pernah selalu tahu inginku. kau tak pernah selalu tahu mauku. dan kau tak pernah ingin tahu. aku tahu, kau pun menolak untuk mengakui bahwa pada kenyataannya kau pun memang mencintaiku. kau egois memboohongi dirimu dan aku. munafik kau dengan perasaanmu sendiri.
datanglah temui aku. sekali saja. aku merindukanmu. aku hanya ingin sekadar kau mendengar cerita hatiku. itu saja.
