Selasa, 08 Desember 2015

NGOPI Novel 'Bulan Terbelah di Langit Amerika' bersama Hanum S. Rais

                                                             Foto oleh : Arul
Ngopi adalah istilah yang digunakan oleh KOPI-kers untuk menggelar diskusi-diskusi dan duduk bersama membahas seputar Pesona Indonesia. Seperti pada hari Kamis, 3 Desember 2015 KOPI mengadakan ‘Ngopi Sinema’ tentang film ‘Bulan terbelah di Langit Amerika’ yang dihadiri oleh Yoen K dan Acha Septriasa. Dalam pertemuan itu, Yoen K dan Acha membahas seputar film ‘Bulan Terbbelah di Langit Amerika’ yang akan tayang di bioskop tanggal 17 Desember 2015.

Setelah Ngopi Sinema bersama Yoen K dan Acha, KOPI-kers kembali menggelar Ngopi Novel bersama penulis novel ‘Bulan Terbelah di Langit Amerika’, Hanum Salsabiela Rais. Lebih lengkap rasanya setelah ‘Ngobrol’ mengenai filmnya kemudian dilanjutkan dengan sudut pandang dari penulisnya sendiri tentang cerita novel yang akan difilmkan tersebut walaupun dalam waktu yang berbeda akan tetapi di tempat yang sama, yaitu bertempat di Kantor Kabarindo.

Ngobrol ini diawali dengan diskusi mengenai ‘Premis’. Premis merupakan garis besar dalam sebuah cerita. Ka Arul mengatakan bahwa Premis Film itu berkaitan dengan ‘Pesan moralnya apa?’. Kemudian disambung oleh Ka Aida, novelis, mengatakan “Premis Novel itu berkaitan dengan siapa tokoh utamanya?, apa masalahnya? Lalu kemudian bagaimana menyelesaikan masalahnya?.”

Di tengah keasyikan ‘ngobrol’, Hadir novelis cantik Ka Hanum Rais yang siap ‘Ngobrol’ mengenai novelnya ‘Bulan Terbelah di Langit Amerika’. Diawali dengan perjalanan pribadinya menuju langit Eropa, ia menuliska karya pertamanya ‘Menapaki Jejak Amin Rais, lalu kemudian disusul dengan ’99 Cahaya di Langit Eropa’ yang di filmkan dengan judul yang sama dan yang akan tayang 17 Desember 2015 mendatang adalah ‘Bulan Terbelah di Langit Amerika’ yang diadaptasi dari novel Ka Hanum Rais dengan judul yang sama.
                                                        Foto oleh : Arul

Mengenai fenomena Islamphobia di Amerika sendiri, Ka Hanum mengatakan bahwa ia lebih setuju menyebutkannya dengan Ekstrimisphobia. ‘Mereka’ (para ekstrimis) ini belum mengetahui apa yang sebenarnya disampaikan oleh Al-Qur’an dan Hadis. Melalui novelnya, Ka Hanum Rais ini berusaha untuk memperbaiki citra Islam di mata ‘mereka’. Dengan penyampaian yang sangat rasional dalam novel-novelnya, lebih mudah untuk dimengerti oleh non-muslim sekaligus.

Ekstrimisphobia ini dirasakan sendiri oleh Ka Hanum ketika satu instansi yang menerimanya  bekerja memberikan pilihan untuk melepas jilbab. ‘Karena ini adalah lembaga sekuler, jadi kami tidak boleh menampilkan simbol-simbol keagamaan di sini’, alasan yang disampaikan oleh instansi itu.
Motivasi awal dalam menulis novel ini adalah sebagai media dakwah Ka Hanum Rais. “Saya ingin berdakwah dalam menulis”, kalimat yang diucapkan dengan kesungguhan oleh wanita cantik yang memiliki pribadi  lembut dan murah senyum ini.

‘Seseorang harus bisa mengidentifikasikan passionnya sejak dini’, tuturnya. Ternyata, Ka Hanum ini adalah seorang dokter gigi. Akan tetapi karena passionnya dari awal adalah di bidang media, beliau merasa lebih nyaman dengan dunia yang digeluti saat ini (khususnya di bidang kepenulisan).

Ketika disinggung mengenai akting Acha yang memerankan pribadi ‘Hanum’ dalam film ‘Bulan Terbelah di Langit Amerika’ dan sebelumnya yaitu ’99 Cahaya di Langit Eropa’, ia mengaku sangat puas dan menghargai kesungguhan Acha dalam berakting memerankan dirinya. Terbukti bahwa Acha digandeng lagi film keduanya ini.


Selain bergelut di dunia kepenulisan, (Novel khususnya), Isteri dari Rangga Halmahendra ini memiliki stasiun televisi yang dikelolanya di Yogyakarta bernama ADiTv. Ia berharap Arah Dunia Tv ini menjadi kiblat dunia pertelevisian nantinya.


Salam KOPI
Ielzha Isnawati N.A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar