Foto oleh : Arul
Ngopi adalah
istilah yang digunakan oleh KOPI-kers untuk menggelar diskusi-diskusi dan duduk
bersama membahas seputar Pesona Indonesia. Seperti pada hari Kamis, 3 Desember
2015 KOPI mengadakan ‘Ngopi Sinema’ tentang film ‘Bulan terbelah di Langit Amerika’
yang dihadiri oleh Yoen K dan Acha Septriasa. Dalam pertemuan itu, Yoen K dan
Acha membahas seputar film ‘Bulan Terbbelah di Langit Amerika’ yang akan tayang
di bioskop tanggal 17 Desember 2015.
Setelah Ngopi
Sinema bersama Yoen K dan Acha, KOPI-kers kembali menggelar Ngopi Novel bersama
penulis novel ‘Bulan Terbelah di Langit Amerika’, Hanum Salsabiela Rais. Lebih lengkap
rasanya setelah ‘Ngobrol’ mengenai filmnya kemudian dilanjutkan dengan
sudut pandang dari penulisnya sendiri tentang cerita novel yang akan difilmkan
tersebut walaupun dalam waktu yang berbeda akan tetapi di tempat yang sama,
yaitu bertempat di Kantor Kabarindo.
Ngobrol
ini diawali dengan diskusi mengenai ‘Premis’. Premis merupakan
garis besar dalam sebuah cerita. Ka Arul mengatakan bahwa Premis Film itu
berkaitan dengan ‘Pesan moralnya apa?’. Kemudian disambung oleh Ka Aida,
novelis, mengatakan “Premis Novel itu berkaitan dengan siapa tokoh utamanya?,
apa masalahnya? Lalu kemudian bagaimana menyelesaikan masalahnya?.”
Di tengah
keasyikan ‘ngobrol’, Hadir novelis cantik Ka Hanum Rais yang siap ‘Ngobrol’
mengenai novelnya ‘Bulan Terbelah di Langit Amerika’. Diawali dengan
perjalanan pribadinya menuju langit Eropa, ia menuliska karya pertamanya ‘Menapaki
Jejak Amin Rais, lalu kemudian disusul dengan ’99 Cahaya di Langit Eropa’ yang
di filmkan dengan judul yang sama dan yang akan tayang 17 Desember 2015
mendatang adalah ‘Bulan Terbelah di Langit Amerika’ yang diadaptasi dari novel
Ka Hanum Rais dengan judul yang sama.
Foto oleh : Arul
Mengenai fenomena
Islamphobia di Amerika sendiri, Ka Hanum mengatakan bahwa ia lebih
setuju menyebutkannya dengan Ekstrimisphobia. ‘Mereka’ (para ekstrimis)
ini belum mengetahui apa yang sebenarnya disampaikan oleh Al-Qur’an dan Hadis. Melalui
novelnya, Ka Hanum Rais ini berusaha untuk memperbaiki citra Islam di mata ‘mereka’.
Dengan penyampaian yang sangat rasional dalam novel-novelnya, lebih mudah untuk
dimengerti oleh non-muslim sekaligus.
Ekstrimisphobia ini dirasakan sendiri oleh Ka Hanum ketika satu instansi yang menerimanya
bekerja memberikan pilihan untuk melepas
jilbab. ‘Karena ini adalah lembaga sekuler, jadi kami tidak boleh menampilkan
simbol-simbol keagamaan di sini’, alasan yang disampaikan oleh instansi itu.
Motivasi awal
dalam menulis novel ini adalah sebagai media dakwah Ka Hanum Rais. “Saya ingin
berdakwah dalam menulis”, kalimat yang diucapkan dengan kesungguhan oleh wanita
cantik yang memiliki pribadi lembut dan
murah senyum ini.
‘Seseorang
harus bisa mengidentifikasikan passionnya sejak dini’, tuturnya. Ternyata, Ka
Hanum ini adalah seorang dokter gigi. Akan tetapi karena passionnya dari awal
adalah di bidang media, beliau merasa lebih nyaman dengan dunia yang digeluti
saat ini (khususnya di bidang kepenulisan).
Ketika disinggung
mengenai akting Acha yang memerankan pribadi ‘Hanum’ dalam film ‘Bulan Terbelah
di Langit Amerika’ dan sebelumnya yaitu ’99 Cahaya di Langit Eropa’, ia mengaku
sangat puas dan menghargai kesungguhan Acha dalam berakting memerankan dirinya.
Terbukti bahwa Acha digandeng lagi film keduanya ini.
Selain bergelut
di dunia kepenulisan, (Novel khususnya), Isteri dari Rangga Halmahendra ini
memiliki stasiun televisi yang dikelolanya di Yogyakarta bernama ADiTv. Ia berharap
Arah Dunia Tv ini menjadi kiblat dunia pertelevisian nantinya.
Salam KOPI
Ielzha Isnawati N.A


Tidak ada komentar:
Posting Komentar