Dok. KOPI
“Duh romantisnya mereka berdua
(Velove Vexia dan Nino Fernandez)”
Dok.Maxima Picture
Siang ini, Selasa 08 Maret 2016,
KOPIers berkesempatan NGOPI bareng sutradara, produser dan pemain film Wa’alaikumsalam
Paris di markas KOPIKABARINDO, Sarinah lt.12.
Seru lho ngobrol ekslusif dengan
Velove dan Nino. Berbagi cerita tentang film Wa’alaikumsalam Paris ini tentunya. Velove dan Om Benni Setiawan
(sutradara) hadir lebih dulu dari Nino. Om Benni lebih dulu bercerita mengenai
pembuatan film Wa’alaikumsalam Paris ini. Mulai dari ide cerita, judul
film dan perjalanan syuting selama di Paris. Film ini mulai digarap sejak bulan
September 2015. Syuting dilakukan di Paris selama 20 hari dan 3 hari di
Indonesia. Wahhhh... syutingnya Cuma 23 hari tapi memakan waktu 6 bulan ? ya,
pasti garapan Om Benni ini gak bakalan mengecewakanlah ya.
“Setelah Toba Dream saya pengen refres
dulu dari film serius jadi saya buat Wa’alaikumsalam Paris yang sedikit fun”
tutur Om Benni dalam curhatnya.
“Saya ingin menunjukkan fenomena
gedget yang sudah berpengaruh hingga ke pelosok-pelosok kampung. Dan saya ingin
membenturkan budaya di Paris bahwa di Paris pun masih ada kampung tradisional”
Velove yang berperan sebagai Itje,
orang kampung yang gak kudet, ia mengaku harus menghitamkan kulitnya demi all
out akting dalam film ini. Kebayang dong Velove yang cantik putih begitu
harus menghitamkan kulitnya demi perannya dalam film ini.
“Aduh Om Benni sepertinya saya malu
datang premier nanti” canda Velove ketika mengingat perannya sebagai Itje dalam
film bergenre romantis komedi. Ia melihat orang lain dari dirinya dalam wujud
Itje.
Dok.KOPI
Nino Fernandez hadir beberapa saat
setelah Velove dan Om Benni bercerita panjang lebar mengenai film ini. Nino
yang ditanya mengenai logat bahasa Perancisnya, ia Cuma bilang “Ini tantangan
buat saya yang sama sekali gak bisa bahasa Perancis dan sama Om Benni saya
dikasih dialog 4 halaman dalam bahasa Perancis.”
Meskipun Wa’alaikumsalam Paris ini
bergenre romantis komedi, akan tetapi Maxima Picture sebagai rumah produski dalam
film ini mampu menyelipkan unsur-unsur religi namun bukan berarti film ini
menjadi film yang bergenre religi romantis komedi.
Lebih asik lho kalau pesan agama
disampaikan dengan fun.
“Film ini bukan film yang menggurui”
Tambah salah satu wakil dari Maxima Picture yang hadir dalam Ngobrol Online
bersama ini.
Akhirnya pesan yang disampaikan oleh
Clement (baca : Klemong, ejaan bahasa Indonesia) adalah “Uang tidak bisa
membeli kebahagiaan. Kebahagiaan bukan di mana kita berada tetapi dengan siapa
kita berada.”
Duh... jadi kebayang saat Velove dan
Nino harus membangun kedekatan untuk memerankan sosok suami istri (Clement dan
Itje) dalam film ini. Jalan-jalan bareng,makan bareng dalam suasana yang sepi
dan tak banyak penduduk, ditambah suasana yang sangat romantis di kebun anggur.
Oh..oh...oh... romantisnya....
Penasaran gak seromantis apa mereka
berdua? Ayo tanggal 17 Maret 2016 bawa pasangan romantis kamu buat nonton Wa’alaikumsalam
Paris ke bioskop biar gak kalah romantis sama Itje dan Clement. See yaa....
Liat review filmnya disini
http://isnawatiielzha.blogspot.com/2016/03/ciamis-vs-paris-komedi-romantis.html
Liat review filmnya disini
http://isnawatiielzha.blogspot.com/2016/03/ciamis-vs-paris-komedi-romantis.html
Salam KOPI
Ielzha Isnawati






http://isnawatiielzha.blogspot.com/2016/04/mars-film-sekelas-harry-potter-yang.html
BalasHapus